KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Selasa, 02 Maret 2010

KREATIVITAS DAN INOVASI

Pengertian Kreativitas

Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person

Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
“Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi Process

Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001).
Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :
Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press

Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
“The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought”
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product

Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.

Inovasi

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada
istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu
yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah
penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan
demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru
dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam
kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan
yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati
sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau
discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk
memecahkan masalah ((Subandiyah 1992:80)

Proses dan tahapan perubahan itu ada kaitannya dengan masalah
pengembangan (development), penyebaran (diffusion), diseminasi
(dissemination), perencanaan (planning), adopsi (adoption), penerapan
(implementation) dan evaluasi (evaluation) (Subandiyah 1992:77)


Kemajuan yang dialami oleh umat manusia hingga hari ini begitu menakjubkan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat hidup kita semakin mudah. Penemuan telepon, telegraf, pesawat, komputer, internet dan berbagai penemuan lainnya di berbagai bidang kehidupan, semuanya hasil inovasi yang dilakukan manusia. Bisa anda bayangkan dunia ini tanpa inovasi ? Tanpa adanya inovasi, kita tidak akan melihat kemajuan dunia yang begitu hebat seperti saat ini.

Sudah banyak buku dan orang yang membahas tentang inovasi. Ada yang mengatakan bahwa inovasi berbeda dengan kreatifitas, mencakup lebih daripada sekedar perbaikan, mencari dan mengambil resiko yang besar, tentang gagasan besar dan perubahan radikal dari peraturan standar, membuang sistem lama, sesuatu yang memerlukan biaya besar dan pengertian-pengertian yang lain.

Menurut Matthew E. May (Penasehat Senior Universitas Toyota) dalam bukunya berjudul “THE ELEGANT SOLUTION-Rumus Sukses Toyota Menguasai Inovasi”, mengatakan bahwa pendapat-pendapat di atas itu bersifat membatasi dan membuat orang biasa tidak bisa ikut berinovasi.

Definisi terbaik tentang Inovasi adalah seperti yang dikatakan David Neeleman (Pendiri dan CEO JetBlue) yaitu Berupaya Mencari Cara Untuk Melakukan Sesuatu Dengan Lebih Baik Daripada Sebelumnya.

Lebih lanjut Matthew E. May mengatakan bahwa definisi yang diungkapkan oleh David Neeleman tersebut merupakan solusi elegan karena menyingkirkan konsep kompleks yang diperdebatkan dengan sengit dan menjadikannya mudah dimengerti semua orang pada semua tingkatan. Definisi itu menghilangkan semua perbedaan bodoh antara berbagai teori inovasi dengan sekali sapuan. Perbedaan konsep antara perbaikan terus-menerus dan inovasi terobosan menjadi tidak berguna. Definisi itu membuang misteri yang selama ini bercokol dan tidak menuntut penjelasan lebih jauh. Anda salah jika menganggap definisi itu tidak mencakup hal-hal yang belum pernah dilakukan, karena segala sesuatu memiliki pendahulu pada tingkatan tertentu, di suatu tempat. Hanya, hal itu belum diidentifikasi dengan tepat.

Jadi, mulai sekarang, ketika kita menyebut inovasi, yang kita maksudkan adalah Mencari Cara Untuk Melakukan Sesuatu Dengan Lebih Baik Daripada Sebelumnya.

Penulis : Yogi Widianto
www.smart-businessman.com

Referensi:
THE ELEGANT SOLUTION-Rumus Sukses Toyota Menguasai Inovasi, Karya Matthew E. May (Penasehat Senior Universitas Toyota)


Landasan Teori
1. Definisi Inovasi

Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, barang baru, pelayanan baru dan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Amabile et al. (1996) mendefinisikan inovasi yang hubungannya dengan kreativitas adalah:
Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Inovasi kadang pula diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti discovery atau invention (invensi). Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru sebagai hasil kegiatan manusia. Prof. Dr. Anna Poejiadi (2001) memberikan penjelasan: Secara harfiah to discover berarti membuka tutup. Artinya sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada di dalamnya belum diketahui orang. Sebagai contoh perubahan pandangan dari geosentrisme menjjadi heliosentrisme dalam astronomi. Nicolaus Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun guna melakukan pengamatan dan perhitungan untuk menyatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, bahwa planet-planet lain juga berputar mengelilingi matahari. Kesalahan besar yang ia lakukan adalah bahwa ia yakin semua planet (termasuk bumi dan bulan) mengelilingi matahari dalam bentuk lingkaran. Penemuan ini menggugah Tycho Brahe melakukan pengamatan lebih teliti terhadap gerakan planet. Data pengamatan kemudian membuat Johanes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang tepat. Penemuan ketiga tokoh tersebut merupakan ”discovery”. Sedangkan invent yang dalam kamus didefinisikan sebagai menciptakan sesuatu yang baru yang tidak pernah ada sebelumnya. Contoh invention adalah penemuan Thomas Alva Edison (1847-1931), yaitu penemuan perekam suara elektronik, penyempurnaan mesin telegram yang secara otomatis mencetak huruf mesin, mesin piringan hitam, dan pengembangan bola lampu pijar.
Inovasi diartikan penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi.
Kata kunci lainnya dalam pengertian inovasi adalah baru. Santoso S. Hamijoyo dalam Cece Wijaya dkk (1992 : 6) menjabarkan bahwa kata baru diartikan sebagai apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima pembaharuan, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru adalah sifat kualitatif yang berbeda dari sebelumnya. Kualitatif berarti bahwa inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali dalam bidang yang mendapat inovasi.
Kita berada di tengah-tengah samudera hasil inovasi. Ada inovasi: pengetahuan, teknologi, ICT, ekonomi, pendidikan, sosial, dsb. Inovasi dapat dikelompokkan pula atas inovasi besar dan inovasi kecil-kecil namun sangat banyak. Inovasi itu tidak harus mahal. Inovasi itu dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja. Kalau leluhur kita tidak inovatif, kita semuanya akan tetap tinggal di gua-gua, dalam kegelapan, tanpa busana.
Inovasi dapat menjadi positif atau negatif. Inovasi positif didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang.
Menurut Joseph Schumpeter definisi inovasi dalam ekonomi,1934:
Mengenalkan barang baru dimana para pelanggan belum mengenalnya atau kualitas baru dari sebuah barang;
1. Mengenalkan metoda produksi baru yang dibutuhkan, ditemukan melalui serangkaian uji coba ilmiah;
2. Membuka pasar baru, dimana perusahaan sejenis tidak memasukinya, baik pasar tersebut ada atau belum ada ketika perusahaan memasukinya;
3. Menguasai sumber bahan baku baru untuk industri barang;
4. Menjalankan organisasi baru, seperti menciptakan monopoli, atau membuka monopoli perusahaan lain.
Dalam OECD, (1995) definisi Inovasi Teknologi adalah: Mengimplementasikan produk dan proses teknologi baru yang dapat meningkatkan pangsa pasar. Penciptaan proses dan produk baru melibatkan penelitian ilmiah, teknologi, organisasi, finansial dan aktifitas periklanan.
Menurut Regis Cabral (1998, 2003) bahwa Inovasi adalah elemen baru yang diperkenalkan dalam jaringan yang dapat mengubah, meskipun hanya sesaat, baik harganya, pelakunya, elemen-nya atau simpul dalam jaringan.
2. Tipe inovasi

Ada 5 tipe inovasi menurut para ahli, yaitu:
1. Inovasi produk; yang melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru yang secara substansial meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik fungsi juga, kemampuan teknisi, mudah menggunakannya. Contohnya: telepon genggam, komputer, kendaraan bermotor, dsb;
2. Inovasi proses; melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk yang baru atau pengiriman barangnya;
3. Inovasi pemasaran; mengembangkan metoda mencari pangsa pasar baru dengan meningkatkan kualitas desain, pengemasan, promosi;
4. Inovasi organisasi; kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara menjalankan organisasi atau perilaku berorganisasi;
5. Inovasi model bisnis; mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang dianut.
Inovasi karakteristiknya ditentukan oleh pasar dan bisnis. Inovasi yang mengikuti kondisi, memungkinkan pasar dapat dijalankan seperti biasanya. Inovasi yang terpisah, dapat mengubah pasar atau produk contohnya penemuan barang murah, tiket pesawat murah. Inovasi inkrementasi (penambah) muncul karena berlangsungnya evolusi dalam berpikir inovasi, penggunaan teknologi yang memperbesar peluang keberhasilan dan mengurangi produk yang tidak sempurna.
Inovasi radikal, mengubah proses manual menjadi proses berbasis teknologi keseluruhannya.
3. Sumber inovasi

Terdapat dua sumber utama inovasi , yaitu:
1. Secara tradisional, sumbernya adalah inovasi fabrikasi. Hal tersebut karena agen (orang atau bisnis) berinovasi untuk menjual hasil inovasinya.
2. Inovasi pengguna; hal tersebut dimana agen (orang atau bisnis) mengembangkan inovasi sendiri (pribadi atau di rumahnya sendiri), hal itu dilakukan karena produk yang dipakainya tidak memenuhi apa yang dibutuhkannya.
4. Tujuan Inovasi

Tujuan utama inovasi adalah:
• meningkatkan kualitas;
• menciptakan pasar baru;
• memperluas jangkauan produk;
• mengurangi biaya tenaga kerja;
• meningkatkan proses produksi;
• mengurangi bahan baku;
• mengurangi kerusakan lingkungan;
• mengganti produk atau pelayanan;
• mengurangi konsumsi energi;
• menyesuaikan diri dengan undang-undang;
5. Kegagalan Inovasi

Hasil survey menunjukkan, bahwa dari 3000 ide tentang sebuah produk, hanya satu yang sukses di pasaran. Kegagalan inovasi mengakibatkan hilangnya sejumlah nilai investasi, menurunkan moral pekerja, meningkatkan sikap sinis, atau penolakan produk serupa dimaa datang. Padahal produk yang gagal seringkali memiliki potensis ebagai ide yang baik, penolakan terjadi karena kurangnya modal, keahlian yang kurang, atau produk tidak sesuai kebutuhan pasar. Kegagalan harus diidentifikasi dan diselesksi ketika proses berlangsung. Penyeleksian dini memungkinkan kita dapat menghindari uji coba ide yang tidak cocok dengan bahan baku, sehingga dapat menghemat biaya produksi.
Penyebab umum gagalnya suatu proses inovasi, dapat disaring kedalam 5 macam, yaitu:
definisi tujuan yang buruk
1. buruknya mensejajarkan aksi untuk mencapai tujuan;
2. buruknya partisipasi anggota tim;
3. buruknya pengawasan produk;
4. buruknya komunikasi dan akses informasi.
6. Siklus Inovasi

Siklus inovasi berlangsung seperti kurva difusi dimana pada tahap awal, tumbuh relatif lambat, ketika kemudian pelanggan merespon produk tersebut sebagai sebuah kebutuhan maka pertumbuhan produk meningkat secara eksponensial. Pertumbuhan produk akan terus meningkat bila dilakukan inkrenetori inovasi atau mengubah produk. Di akhir kurva pergerakannya melambat kembali dan cenderung menurun.

Perusahaan yang inovatif akan bekerja dengan cara inovasi baru, yang menggantikan cara lama untuk mempertahankan tumbuhnya kurva melalui pembaharuan teknologi, bila teknologi tidak dilakukan pembaharuan pertumbuhan akan cenderung stagnan atau bahkan menurun.
7. Inovasi Manajemen

Inovasi manajemen adalah inovasi dalam proses pengaturan organisasi. Langkah pertama adalah menghasilkan ide perubahan mengenai produk atau proses. Dalam beberapa kasus ide muncul dari observasi masalah sekarang atau masa depan.Untuk menghasilkan ide bisa melalui pengamatan masalah atau membaca buku, internet, majalah, dan diskusi dengan teman sejawat secara informal.
Bila kita dapat melihat kesempatan untuk mengembangkan sebuah ide, maka hal tersebut dinamakan menghasilkan ide. Proses menghasilkan ide berupa memoles ide yang asli, atau menggabungkan ide, kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui mana yang sesuai dengan tujuan, bahan baku, kebutuhan pengguna, dan tentunya biaya produksi.
Bila kesempatan telah terbuka, maka ide masuk pada tahapan berikut yaitu mengembangkan ide. Proses pengembangan bertumpu pada prototipe ide dan pengujian kebutuhan pasar. Banyak ide baru bermunculan pada fase pengembangan ini sesuai kebutuhan yang berlangsung dinamis dalam masyarakat.
Fase akhir dalam proses inovasi adalah realisasi dan pada banyak kasus dinamakan eksploitasi dimana para pelanggan melakukan evaluasi akhir.
8. Inovasi Sarana dan Prasarana

Inovasi sarana dan prasarana harus mengacu pada mengacu pada tupoksi lembaga dan peraturan perundangan yang berlaku yaitu UUSPN NO. 20 tahun 2003 dan Standar Nasional Pendidikan PP 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran (termasuk diklat) termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
9. Restrukturisasi Kelas Berbasis Teknologi

Pembelajaran tidak hanya terpaku pada kegiatan yang lebih dari hanya berbicara dan transfer pengetahuan, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi dilklat mencari bentuk baru dalam proses pembelajaran anak. Pembelajaran yang dimaksudkan adalah perkembangan teknologi dimasa kini dan mendatang murid butuh untuk persiapan dirinya trutama kaitanyya dengan pengembangan projeck-projeck yang haerus dikerjakan baik secara individual maupun kelompok. Hal ini tentunya mendorong guru untuk lebih bertindak sebagai coaching dari pada hanya sekedar telling dan spending ilmu pengetahuan.
Pemanfaatan teknologi informasi adalah basis dalam pengembangan pembelajaran di dalam kelas, baik dalam pengaturan kelas dengan alat teknologi tersebut (praktek), maupun kelas yang di sett dengan alat teknologi yang memungkinkan anak dapat mempelajari apa yang diinginkannya dengan bantuan alat teknologi tersebut. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa teknologi memberikan dan nenuntut hal-hal berikut :
1. Menuntut guru melakukan pekerjaan dan alat yang lebih rumit;
2. Mengarah kepada peran guru sebagai pelatih dari pada sebagai penyalur pengetahuan;
3. Menyediakan kesempatan kepada guru untuk mempelajarai isi pembelajaran kembali dan menggunakan metode yang tepat berdasarkan kurikulum yang ada.
4. Dapat memberikan dorongan kepada murid untuk bekerja lebih keras dan lebih berhati-hati dalam belajar;
5. Membangun budaya nilai dan mutu pekerjaan dalam diklat secara signifikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam restrukturisasi kelas dengan basis teknologi
Adalah hal yang penting bagi guru ketika memikirkan bahwa pembelajaran berbasis teknologi tidak hanya terpfokus pada teknologi komputer, walaupun memang pada saat ini komputer adalah salah satu alat yang sedang digemari oleh dilklat dalam mendukung kegiatan anak didilklat walaupun baru sampai pada tarap kegiatan ekstrakurikuler saja. Ada alat lainnya yang juga bisa dimanfaatkan dalam melaksanakan kegaiatan pembelajaran dan tidak hanya sebagai alat Bantu akan tetapi memang sebagai kegiatan belajar yang dijalani oleh siswa, seperti telepon, facsimile, video teknologi, dan lain-lain.
Yang harus dipikirkan dan menjadi bahan pertanyaan bagi guru ketika membuat perencanaan pengajaran dengan berbasiskan teknologi adalah : 1) What general role do these technologies play in the class room?, 2) What are the implications of using technology for me as a teacher?, 3) Will the use of technology help my students learn?, and 4) How do I integrate them into my teaching?
1. Beberapa hal yang menjadi hal perlu ada dalam teknologi yang kita gunakan adalah :
Teknologi itu bisa menyediakan informasi
2. Membangun pengetahuan dan keterampilan murid
3. Bisa mengakses sumber belajar lainnya.
Guru berkepentingan untuk memilih dan menetukan teknologi yang digunakan terutama kaitannya dengan kepentingan spesifikasi kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa dan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu hal-hal berikut ini perlu diperhatikan oleh guru :
1. The depth and quality of the information provide may vary;
2. Different technologies and their application have direct implication on the number in which the classroom is organized;
3. Tecnologies differ on cost and amount of integration needed to use them;
4. Tecnologies vary in the flexibility of use.
Implikasinya bagi guru dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran adalah memperlancar kegiatan dan memudahkan dalam proses pembelajaran karena sebagai berikut :
1. Menuntut banyak kegiatan dari siswa dan menuntut murid untuk bnyak berhati-hati untuk menyiapkan pekerjaanya
2. Dapat menyajikan bahan ajar yang komplek
3. Mempercayai murid dapat memahami konsep-konsep yang berat
4. Dapat mempertemukan kebutuhan individual murid yang paling baik
5. Dapat lebih memokuskan pada kegiatan murid sebagai senter dalam proses pembelajaraannya
6. Membuka lebih luas perbedaan-perbedaan individual dan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
7. Membuka kesempatan yang lebih luas dalam perbedaan pengalaman belajar bagi murid
8. Merasa lebih professional, karena diantara alat yang ada dapat mengurangi waktu dalam memberikan instruksi dan lebih kepada membantu anak dalam belajar.
Pertanyaan lainnya bagi guru ketika memulai pembelajaran dengan basis teknologi adalah :
1. Bagaimana murid mereaksi terhadap teknologi yang dipergunakan dalam belajarnya?
2. Bagaimana teknologi memberikan dampak terhadap pengetahuan yang akan diberikan kepada murid dan bagaimana murid dapat menangkapnya?
3. Bagaimana teknolgi dapat merubah ruang dan waktu dalam kegiatan belajar mengajar?
4. Keterampilan baru apa yang harus dimiliki murid ketika akan memulai berlajar?
5. Bagaimana teknologi dapat merubah kelas dan hubungan guru dengan murid?
6. Bagaimana teknolgi memberikan dampak terhadap prestasi di kelas?
7. Bagaimana teknologi ini berkerja/dijalankan?
8. Berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan teknologi dalam pembelajaran di kelas?
9. Apakah teknologi dapat merubah gaya mengajar?
10. Permasalahan-permasalahan apa yang dapat ditemukan bila memanfaatkan teknologi terutama dalam pengelolaan kelas?
Lingkungan untuk efektivitas Penggunaan Teknologi
Teknologi di dalam kelas membantu memperlancar kegiatan belajar yang harus dilalui oleh murid dan memberikan kemudahan bagi guru dalam proses mentransfer ilmu pengetahuan kepada muridnya. Oleh karena itu lingkungan kelas harus memberikan dukungan kepada kegiatan belajar yang menyenangkan bagi murid dan guru mengajar dengan nyaman pula. Hal esensial yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
• Perlengkapan teknologi harus tepat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
• Akan membutuhkan banyak waktu dan mempelajarinya ketika teknologi masuk dalam program instruksional
• Unsur-unsur pendukung sangat dibutuhkan seperti, keselamatan, kenyamanan, dan keindahan
• Tenaga pendukung juga diperlukan ketika penggunaan teknologi lebih komplek.
Pentingnya Guru yang Inovatif dalam Restrukturisai Kelas Berbasis Teknologi
Setiap guru menghendaki muridnya dapat belajar dan sukses dalam belajarnya. Keberhasilan dalam belajar murid akan bergantung kepada usaha-usaha guru memberikan arahan dan memberikan bantuan dalam kegiatan belajar tersebut. Dengan perbedaan yang dimiliki oleh murid teknologi memungkinkan secara individual projek-projek perorangan dapat dilakukan dengan maksimal, tentunya dengan bantuan dan dorongan dari guru.
Guru yang inovatif sangat dibutuhkan dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang akan dilakukannya, dimulai dari kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sampai kepada penilaian hasil belajar akan membutuhkan energi yang tinggi. Oleh karena itu orang kreatif itu akan mudah dalam menemukan inovasi-inovasi yang memungkinkan kegiatan pembelajarnnya lebih cepat, lebih berhasil dan lebih bermanfaat bagi murid.
Pendekatan
1. Orang dan keterampilan
Inovasi sarana dan prasarana diarahkan kepada peningkatan kemampuan orang sebagai penyelenggara dan ilmu pengetahuan serta keterampilan output yang diharapkan
2. Alat dan bahan
Inovasi melekat pada alat dan bahan diklat yang akan dipergunakan untuk melaksanakan program-program pendidikan dan latihan
3. Teknologi manual
Inovasi sarana dan prasarna diklat terdiri atas alat dan bahan yang bersifat manual yang akan dipergunakan oleh pelaksana dan peserta
4. Teknologi Komputerisasi
Teknologi komputerisasi merupakan bagian dari inovasi pengembangan sarana dan prasarna diklat
5. Teknologi informasi
Teknologi informasi merupakan bgian dari inovasi pengembangan sarana dan prasarna diklat guna menunjang kelancaran dalam transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan dari pelaksana kepada peserta pendidikan dan latihan
Prinsip-Prinsip
a. Relevance
Inovasi sarana dan prasarana diklat harus berkesuaian dengan kebutuhan dalam penyelenggaraan diklat, terutama dalam penyesuaian-penyesuaian dengan kebutuhan pengembangan pengetahuan dan keterampilan ketenagaan.
b. Manageable
Inovasi sarana dan prasarna diklat merupakan bagian dalam pengembangan fungsi-fungsi manajemen kelembagaan
c. Sustainability
Inovasi sarana dan prasarana diklat harus dapat dilihat dari keberlanjutan program
d. Efficiency
Inovasi sarana dan prasarna diklat memperhatikan unsur efisiensi dalam program kelembagaan, tidak menyebabkan penghamburan-penghamburan dalam pembiayaan dan waktu
e. Productivity
Inovasi sarana dan prasarana diklat mengacu kepada peningkatan produktivitas kelembagaan diklat dan output
f. Innovative
Inovasi sarna dan prasarna diklat merupakan bentuk-bentuk hasil pemikiran dan pengembangan-pengembangan yang inovatif
g. Up to date
Sarana dan prasarana program yang dikembangkan merupakan hal yang terbaru dalam penyelenggaraan diklat

Ditulis dalam Materi Perkuliahan